Jendela Tegal

Sintesa: Kenyataan Sejarah Kecil di Dunia yang Terlalu Besar

Belajar lagi dan share sedulur Sintesa… ^^
Menurut anda apakah waktu itu sangat mahal? Bagaimana pendapat anda dengan orang-orang yang hari ini duduk di suatu tempat bernama Wisma Arjuna dari jam 11 pagi hingga jam 9 malam atau rata-rata orang di situ duduk selama 7-10 jam? Padahal ada yang harus mengerjakan tugas deadline di esok hari, ada yang harus skripsi, ada yang harus istirahat untuk mempersiapkan senin. Pengorbanan ini dilakukan bukan satu orang atau dua orang tapi empat puluh orang lebih pada hari ini. Sementara yang tidak hadir turut simpati, mendoakan, atau minimal minta maaf tidak hadir karena ada prioritas primer dan menyampaikan salam kepada saudara-saudaranya di sini. Di tempat ini, tidak ada kepentingan-kepentingan individual yang dipenting-pentingkan, apalagi mengenai duit, semua di sini hanya tentang persamaan nasib, cita-cita, dan keprihatinan mendalam dari persaudaraan, cinta, kemesraan, kegembiraan, dan membangun Tegal.
Musyawarah tahunan untuk pemilihan ketua Sintesa periode 2011/2012 telah berlangsung dengan indah dan mesra. Kami semua sudah dewasa dan tidak perduli siapa yang terpilih. Kami berusaha tidak memihak siapapun. Kami lebih memihak “laut” daripada “sungai”, kami memihak “Sintesa” daripada “Calon Ketua Sintesa” sehingga tidak ada beban dan tidak ada kerisauan yang mendalam siapapun yang terpilih malam ini. Karena kami tahu, siapapun ketua yang terpilih ia harus tidak berhenti sebagai “sungai”, ia harus terus mengalir bersama semua menuju “laut” yang bernama: kebersamaan, kekeluargaan, dan keikhlasan itu.
Kami berusaha tidak mengumbar weakness dari calon-calon secara berlebihan sehingga tingkat pembicaraannya menjadi “ghibah” atau “ngrasani itu”. Kami semua telah sadar semua manusia itu unik sehingga tidak bisa kita membanding-bandingkannya apalagi iri kepada sesama kita. Ya. Kenyataannya Bams lah yang terpilih dengan berbagai alasan dan variabelnya. Ini tidak begitu penting, tetapi yang terpenting Suci, Oki, Husein, beserta Bams sendiri telah menunaikan tugasnya dalam menyalonkan diri menjadi ketua Sintesa. Tidak ada dari mereka yang benar-benar “ingin” dan “ambisius” menjadi ketua Sintesa.
Mereka berempat sadar bahwasanya menjadi ketua Sintesa itu bukanlah “keinginan untuk menjadi” akan tetapi memang ini adalah suatu keharusan dan panggilan amanah bersama. Dimana amanah itu adalah salah satu sifat Rasulullah dan kita semua adalah sedang menuju sifat itu dengan cara kita masing-masing, dengan jalan kita masing-masing, dan dengan segmen pada kehidupan kita masing-masing.
Malam ini Sintesa yang tegang telah berakhir. Matahari baru telah bersinar di Sintesa. Metode musyawarah dan mufakat telah bisa dilaksanakan dalam pemilihan ketua di malam hari ini. Sintesa telah membuat SEJARAH BARU dimana pemilihan ketua tidak lagi tegang dan melalui voting. Sudah tidak ada “lingsem” atau mempertahankan “egoisme-egoisme” pribadi. Tidak ada ketegangan masa lalu yang telah lama bertahun-tahun mengungkung Sintesa dari kejenuhan-kejenuhan berkumpul. Tidak ada perdebatan sengit. Tidak ada kebencian, ketidaksenangan, semua sadar bahwasanya ini merugikan. Kami semua “bombong” dan lapang dada atas diskusi-diskusi dan hasil. Hegar, selaku presidium yang “jenius” telah menemukan formula bagaimana menyatukan beberapa orang menjadi 6 kelompok dengan pilihan masing-masing, kemudian dari 6 kelompok itu disatukan menjadi 2 kelompok yang saling transfer sehingga menjadi tercipta hasil musyawarah dan mufakat.
Malam ini juga telah terjadi “pernikahan ideologis” antara satu ikatan mahasiswa Tegal vs mahasiswa Tegal bersaudara, senior vs junior, pengalaman organisasi vs non pengalaman organisasi, konseptual vs non konsep, organisasi vs paguyuban, manusia yang berorganisasi vs organisasi manusia, professional vs kekeluargaan, manusia Sintesa vs sistem Sintesa, pengurus Sintesa vs anggota Sintesa, individual vs komunitas, sosial vs anti sosial, teori vs praktek, image building vs internal building, semua telah melebur menjadi Sintesa yang menurut Suci, tidak ada di Kamus KBBI karena Sintesis adalah kata bakunya sedangkan Sintesa adalah non baku. Terimakasih kepada para pendahulu yang telah member nama “kumpulan manusia berhati baik” ini dengan nama Sintesa yang artinya adalah ketidakbakuan yang mengacu pada kedinamisan.
Sudah diulas pada tulisan yang lalu (lihat arsip doc di fb ini) oleh Mas Jaya tentang Sintesa dulu adalah makhluk yang ramah tamah dengan kehangatannya yang berubah menjadi makhluk yang mengharuskan anggotanya untuk wajib melakukan proker ini dan proker itu. Meskipun kemudian ini harus ditanggung bersama dan dihadapi dengan rasa senang karena ini adalah amanah. Kini Sintesa kembali ke dulu, kata Dwi Itonk: “Back to Gemenschaft”. Ini suatu metode atau ikhtiar dalam rangka membentuk dan merumuskan lagi Sintesa yang lebih nyaman bagi anggotanya. Sintesa yang akan menawar sejarah Tegal bahkan suatu hari diyakini bisa mengubah sejarah Tegal lewat potensi besar anggota-anggotanya. Hitung berapa banyak anggotanya yang meraih prestasi Universitas hingga internasional, cumlaude, menjadi asisten dosen, hingga melakukan penelitian skripsi tentang Tegal seperti Mba Neli, Mas Ozi, dan Mas Casmito, atau prestasi bidang seni salah satunya adalah sahabat saya, Aji yang telah membuat seruling sendiri dengan scale timur tengah yang aneh.
Tentang menawar sejarah Tegal di tengah kegelapan pemerintahan dan birokrasi, Sintesa yang tidak diiperhatikan pemerintah, tidak dibiayai kecuali jika minta, maka ini adalah praktek dari ayat Al Qur’an tentang “Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali mereka sendiri mau mengubahnya”: kita sedang menyetor sedikit untuk perubahan Tegal sehingga Tuhan berkenan merubah Tegal dan manusianya menjadi lebih baik meskipun kita adalah kenyataan sejarah yang kecil di tengah dunia yang terlalu besar.
Maka mulai hari ini saya sadar dan punya rumusan akan lebih besar pahalanya jika mengurus Sintesa yang tidak dibatasi waktu daripada Organisasi kampus yang sifatnya tahunan itu. Sintesa yang membela hak siswa Tegal (apalagi yang tidak mampu) supaya bisa berkuliah dengan layak di UI dan sekitarnya daripada organisasi kampus yang membela prokernya. Sintesa yang endingnya adalah peseduluran daripada organisasi kampus yang endingnya adalah makan-makan dan LPJ. Satu kata: mungkin hari ini kita harus lebih PEDE sebagai anggota Sintesa. Ya. Benar, kita lebih maju selangkah ketimbang mereka. Meskipun mereka lebih gemerlap, meskipun mereka kelihatan “lebih cerdas”. Hari ini saya baru yakin Sintesa adalah organisasi besar. Organisasi yang besar tidak butuh pengakuan untuk dibesar-besarkan apalagi mengejar kebesaran.
Yakinkanlah dirimu dan kita semua, Sintesa besok adalah Sintesa yang baru. Sebuah pilot project tentang nilai kebersamaan. Sintesa adalah ruang kosong yang akan menampung kita semua. Sukses buat Bams dan pengurus baru ini. Kami mencintai kalian whatever it was.

Budi Mulyawan

No comments

Post a Comment