Jendela Tegal

Sejarah Desa Wringin Jenggot

Dahulu, pada zaman penjajahan belanda masih berlangsung, ada sekelompok orang yang sedang melakukan perjalanan, beberapa orang di antaranya adalah Mbah Jaksa dan Ki Gede Sebayu. Mereka berasal dari jawa timur, suatu ketika saat di tengah-tengah perjalan beliau menemukan sebuah pohon beringin yang sangat besar dan sangat rindang. Kemudian di bawah pohon beringin itu di buat beberapa rumah yang terbuat dari kayu, di sekeliling dari pohon itu di buatlah pagar pembatas, mereka membuat rumah di bawah pohon beringin supaya bisa melindungi mereka dari hujan dan panasnya sinar matahari. Karena letak desa itu di bawah pohon beringin yang besar dan memiliki akar gantung yang sangat banyak maka Ki Gede Sebayu memberi nama desa itu dengan sebutan "Wringin jenggot".


Letak desa ini dahulu ada di perbatasan desa Pamiritan, namun karena adanya serangan dari tentara belanda, mereka mengungsi ke arah selatan (desa wringin jenggot sekarang). Setelah beberapa minggu tentara belanda mengetahui keberadaan mereka, sebelum tentara belanda menyerang kembali mbah jaksa memutuskan untuk mengungsi ke desa Gunung Mambang dan Ki Gede Sebayu mengungsi ke desa Danawarih. Mbah jaksa akhirnya wafat di gunung mambang, Ki Gede Sebayu membuat seuah bendungan yang sering kita sebut "bendungan danawarih" setelah beberapa lama kemudian beliau wafat dan makamnya di keramatkan letaknya di sebelah utara bendungan itu. Beberapa orang dari mereka masih menetap di Wringin jenggot, namun ternyata tentara belanda tidak melakukan penyerangan kembali, kemudian datanglah orang-orang dari berbagai desa dan membangun rumah di desa Wringin jenggot. Pohon beringin yang menjadi sejarah desa wringin jenggot itu kini sudah tidak ada karena sudah ditebang oleh penduduk sekitar untuk dimanfaatkan kayunya (Diposting Oleh Ade Firmansyah)

1 comment

  1. Assallamu alaikum wr.Wb Top,kang..Salam dari saya,orang lemahduwur adiwerna.Tegal

    ReplyDelete