Jendela Tegal

Kupat Glabed

"Mas Dikin depan Taman Poci, Salah Satu Kupat Glabed Favorit Saya"

Ketupat pada bahasa kami disingkat sebagai kupat. Kupat glabed menjadi nama yang favorit. Sebenarnya kupat glabed sama seperti ketupat-ketupat biasa di pulau Jawa. Nasi yang dibungkus dengan daun pisang atau bahkan janur kelapa. Kupat sendiri kemungkinan akronim dari “ngaku lepat” (merasa bersalah). Sebuah ide luhur yang disebarkan oleh Sunan Kalijaga dalam proses perkawinan budaya dan islam.

Kupat di Tegal biasanya dibagikan kepada tetangga, kerabat, dan orang-orang terdekat sebagai simbol memaafkan sebelum orang-orang meminta maaf padanya. Yakni dengan “ngaku lepat” yang dihaluskan kognisinya dengan mengirimkan kupat. Prosesi ini biasanya dilakukan sebelum menjelang lebaran dan sesudahnya. Di Tegal, 7 hari setelah lebaran pun disebut bada kupat kemudian budaya makanan ini berkembang menjadi kuliner komersial. Di tegal ada 3 jenis olahan kupat yang terkenal yaitu: kupat glabed, kupat bongkok (kupat sayur dengan tempe bongkrek yang didiamkan selama kira-kira 2 hari), dan kupat blengong (kupat dengan daging persilangan menthok dan bebek).

"Kupat Glabed Mas Dikin"

Glabed sendiri berasal dari ngglabed, dalam bahasa Indonesia berarti: seperti merasa tebal di lidah dan bersifat liat. Beda kupat ini dengan yang lain adalah pada adonannya menggunakan tepung beras sehingga terasa agak liat dan juga banyak santan. Kupat glabed disajikan dengan lauk seperti sate kerang, sate kikil, sate irisan ayam dengan kuah merah berminyak dan biasanya agak pedas.

"Sate Kerang, Salah Satu Lauk Kupat Glabed"

Ada 3 tempat makan kupat glabed favorit saya:
1)      Di depan stasiun, tepatnya di sebelah selatan Taman Poci. Mas Toni namanya. Sekarang digantikan oleh Mas Dikin, adiknya. Mas Tony rumahnya di Randugunting
2)      Di sebelah selatan tugu, rel tirus (arah jalan dua)
3)      Di randugunting, dari rel Karangdawa ke utara lalu belokan pertama kiri. Lurus sampai mentok dan belok kanan ke arah utara
4)      Di Talang, tapi yang ini harus ekstrim: menunggu jam 2 malam ketika dia pulang ngider (berkeliling) dengan grobak untuk berjualan (LOL)


Budi Mulyawan

1 comment