Jendela Tegal

Es Campur Pak Wasmin Brug Abang

Semilir Kaligung di siang menjelang sore hari yang terik membuat saya tergerak untuk minum es. Kebetulan hari itu saya mampir Bengle dan mampir ke sini sepulangnya. Sempat bingung di jembatan besar Kaligung untuk berbelok ke kanan atau tidak di warung es campur Pak Wasmin. Akhirnya terlewat juga jembatan dan saya harus berputar balik.

"Warung Es Pak Wasmin, di depannya adalah Jembatan Lama Kaligung"

Warung es campur ini sangat sederhana. Terletak di seberang timur Kaligung, dekat dengan lapangan Ekoproyo. Dari jembatan besar turun ke bawah dan ke kiri kalau dari arah brung abang (jembatan merah), sebuah brug yang dulu kata simbah banyak suara tembakan di pagi buta. Sebuah gerobak besar yang familiar dan kotak bertembok sederhana melengkapi pemandangan ini.

"Tampak Depan"

Warung pak Wasmin namanya. Kalau anda menanyakan para penggemar es di sepanjang desa Talang, Kajen, Pesayangan, Bengle, Pasangan, Langgen dan seluruh daerah yang akrab dengan Kaligung rata-rata mengerti warung es ini. Pak Wasmin berjualan sejak saat lama. Konon pada saat pasar Pesayangan masih bertiang kayu, beliau sudah merintis untuk berjualan.

"Ibu Turah, Istri Alm. Pak Wasmin"

Beliau sudah meninggal sejak 7 tahun yang lalu (kira-kira tahun 2006) meninggalkan seorang Istri dan enam orang anak. Sekarang usaha es ini dilanjutkan oleh Bu Turah, istrinya tanpa embel-embel dan merek apapun. Di Tegal, banyak warung terkenal yang enggan memberi nama kepada warungnya dan ini sudah lumrah. Menurut orang modern mereka ini tidak sadar merek, tapi bagi orang sosial biarlah waktu dan pelayanan yang berbicara.

"Pergelet Es yang Khas (Toples Kaca)"

Tujuh belas tahun sudah Pak Wasmin dan Bu Turah berjualan di pinggir Kaligung. Mereka pindah dari Pesayangan kesini bertepatan dengan meninggalnya Bu Tien Soeharto pada tanggal 28 April 1996. Salah satu peninggalan Pak Wasmin yang masih tersisa dan antik adalah alat gusrukan esnya (alat penyerut es). Es campur pak Wasmin sebenarnya es campur biasa, namun beliau sudah ada sejak belum musim es campur yang banyak sekali seperti sekarang.

"Pembuat Es Serut Putar Manual yang Sudah Tua"

Pak Wasmin terkenal karena beliau berkeliling dengan gerobaknya di beberapa desa yang saya sebutkan di atas. Dulu saya mengalami waktu esnya masih seharga 700 perak (jaman SD) hingga tahun 2013 ini seharga yang masih terjangkau: lima ribu rupiah. Pak Wasmin orangnya ramah dan murah senyum.  Isi es campur yang dijual Pak Wasmin: tape (peyeum), potongan roti tawar, agar-agar yang berwarna warni, sagu (bulat-bulat) dan diberi es serut (es gusruk) kemudian diberi susu cair berwarna putih. Lalu diberi pemanis kental yang berwarna merah khas framborzen.

"Es Campur Pak Wasmin"

Musim, pemerintah, Negara, politik dan kebijakan silih datang dan berganti. Dalam cinta mereka tak tergantikan, khususnya bagi yang telah merasa terobati hausnya selama belasan tahun. Selamat jalan Pak Wasmin.



Budi Mulyawan

No comments

Post a Comment